ADs

Puppeteer

Apakah game tipe platforming masih digemari? Pada jaman dimana game dipenuhi oleh modern military shooter ini, SCE Japan Studio masih memiliki keyakinan dengan genre ini, dan mereka pun membuatkan sebuah game berjudul Puppeteer.

Calibrus, gunting ajaib yang didapatkan oleh Kutaro.
Puppeteer merupakan sebuah game side-scrolling platformer dimana pemain mengendalikan seorang anak bernama Kutaro. Anak tersebut diculik dari bumi ketika sedang tidur, dirubah menjadi sebuah boneka kayu dan kepalanya diputuskan oleh sang Moon Bear King yang zalim.
Untuk bisa bertahan hidup, Kutaro harus menggunakan kepala pengganti yang memiliki macam-macam rupa, seperti burger, tengkorak, laba-laba, dan sebagainya. Seiring perjalanannya untuk mendapatkan kembali kepalanya, Kutaro menggunakan gunting ajaib bernama Calibrus yang bisa menggunting benda-benda berbahan kertas di sekitarnya.

Tampil bagaikan menonton theatre.
Presentasi Puppeteer dilakukan seolah-olah kita sedang menonton pertunjukkan theater boneka, dimana seluruh level hadir dengan cara menggeser objek-objek di layar. Bahkan, suasananya pun terasa seperti theater, dengan sorak sorai dan tawa penonton.
Di dalam layar terbatas tersebutlah kita mengendalikan Kutaro dan mencoba untuk menyelesaikan stage yang diberikan. Namun, selain mengendalikan Kutaro, kita juga harus mengendalikan partner-nya, baik Ying Yang  maupun Pikarina.
Seperti yang sudah diberitahukan, Kutaro membutuhkan kepala agar bisa hidup. Kalau dia terkena serangan, kepala yang terpasang di tubuhnya akan lepas, dan Kutaro harus mengejar kepalanya sebelum hilang. Untungnya, Kutaro bisa memiliki tiga buah kepala, satu yang terpasang, dua lagi sebagai cadangan.
Fungsi dari kepala lebih dari sekadar hiasan saja. Kutaro juga bisa melakukan aksi khusus menggunakan kepalanya di tempat-tempat tertentu untuk membuka sebuah jalur rahasia dan level bonus.

Kutaro bisa menggunting kelelawar kertas ini untuk memanjat ke atas.
Calibrus, gunting yang dimiliki oleh Kutaro, memiliki keunikan tersendiri dalam melakukan platforming. Kutaro bisa memanfaatkan gunting tersebut untuk menggunting lawan, memanjat ke atas, ataupun melaju ke depan dengan cara menggunting deretan benda-benda di layar.

Nantinya Kutaro juga bisa melempar bom.
Seiring berjalannya cerita, Kutaro juga akan mendapatkan teknik-teknik baru untuk membantunya menyelesaikan level, seperti perisai untuk memantulkan tembakan lawan, bom untuk menghancurkan objek, dan sebagainya.
Kutaro tidak sendirian dalam petualangannya, dia ditemani oleh kucing terbang Ying Yang yang kemudian digantikan oleh peri bawel bernama Pikarina. Kita bisa mengendalikan partner Kutaro tersebut menggunakan analog kanan untuk berinteraksi dengan benda-benda di layar.
Yang paling unik, partner Kutaro tersebut bisa dikendalikan oleh pemain kedua. Pemain kedua bisa mengendalikannya menggunakan PS Move ataupun controller kedua. Boleh dibilang, cara yang tepat untuk memainkan Puppeteer adalah dengan cara co-op dua pemain.
Banyak hal yang tidak bisa dilakukan jika kita hanya main sendirian karena kendali partner sangat terbatas, namun dengan hadirnya pemain kedua, banyak hal yang bisa menjadi lebih mudah (atau lebih sulit, tergantung seberapa isengnya pemain kedua tersebut).

Pikarina yang dikendalikan oleh pemain kedua menjatuhkan moonsparkles.
Sebagai contoh, ada sebuah lokasi moonsparkles yang tidak mungkin dijangkau oleh Kutaro, namun pemain kedua sebagai Pikarina bisa mencapai dan memungutnya dan kemudian menjatuhkannya dekat Kutaro. Hal ini tidak bisa dilakukan jika kita main sendiri, karena Pikarina tidak memiliki fungsi untuk memungut benda di controller pertama, hanya bisa berinteraksi dengan objek saja. Aneh memang, mengapa fungsi di controller kedua tidak bisa di-map ke controller pertama, padahal hanya perlu menambahkan satu tombol saja.

Bagaimana cara Kutaro melawan Tiger?
Selain mencoba untuk melewati stage yang diberikan, kita juga akan bertemu dengan boss fight. Sayangnya, meskipun beberapa boss fight cukup unik dimana kita harus menghafalkan pola mereka, ada beberapa bagian boss fight yang dapat diselesaikan dengan QTE, sehingga rasanya kurang puas mengalahkannya.

Boss battle yang kadang-kadang ada QTE.
Puppeteer memiliki grafis yang sangat dinamis. Stage yang diberikan benar-benar menawan, ditambah dengan nuansa dongeng yang kental. Masing-masing karakter dianimasikan dengan sempurna, tampil dengan unik, baik Kutaro sang boneka kayu, Pikarina sang peri yang cute, sampai ke Moon Bear King yang tampak jahat.
Bahkan voice acting Puppeteer benar-benar menakjubkan, benar-benar terasa seperti menonton theater. Sang narator yang menarasikan dengan eksentrik bagaikan narasi dari Lemony Snicket, Moon Bear King yang mendramatisasikan segalanya dengan dibesar-besarkan, sampai ke suara Pikarina yang cute namun bawel, SCE Japan Studio berhasil memberikan hidup pada Puppeteer, ditambah dengan suara riuh penonton serta lagu yang cocok untuk theater.

Platforming dengan background yang cantik.
Dengan total tujuh Act untuk diselesaikan, masing-masing dengan stage yang unik, Puppeteer memberikan pengalaman bermain yang cukup panjang. Sebagai penambah replay value, masing-masing Act memiliki kumpulan kepala yang berbeda, dan kita akan merasa tertantang untuk melengkapinya ketika melihat gallery yang bolong.
Akhir kata, Puppeteer menawarkan cerita dongeng yang menarik dibungkus dalam sebuah game platforming yang unik, cocok untuk keluarga, namun pengalaman penuh hanya bisa dialami kalau kita memainkan gamenya berdua.

SCE Japan Studio telah membuktikan bahwa mereka sanggup membuat sebuah game platforming yang benar-benar unik dan tidak ada duanya.

Moon Bear King dan Tiger yang jahat.
Meskipun gamenya cukup fun, namun game ekslusif dari Sony ini memang bukan untuk semua jenis gamer. Hanya mereka yang suka platforming dan bisa menikmati game ini bersama dengan keluarga saja yang mungkin berminat memainkannya.