Tema superhero tampaknya memang satu yang senantiasa menarik untuk diangkat. Aksi yang menakjubkan, penceritaan yang menarik, juga gameplay yang patutnya menyenangkan. Terlebih lagi, dengan mempertimbangkan sebuah game action bertema superhero yang menyandang nama besar developer sekaliber Platinum Games. Sebut saja judul-judul semacam Bayonetta, Vanquish, atau MadWorld. Developer ini kerap menyuguhkan kepuasan tersendiri di hati para pecinta action.
Dilahirkan oleh mereka yang diakui sebagai pakar di bidang ini, bisa
diperkirakan betapa besar ekspektasi fans atas tiap karya keluarannya.
Seusai mengemas aksi Raiden dengan apiknya dalam Metal Gear Rising: Revengeance, tahun ini Platinum Games ternyata masih menyimpan sebuah persembahan yang istimewa untuk para pecinta action. Satu yang berbeda dan dikembangkan secara eksklusif untuk Wii U, adalah petualangan para superhero yang dijuduli dengan The Wonderful 101. Menariknya, karya ini datang dari nama seorang Hideki Kamiya, yang tentu tak lagi asing berkat judul-judul action nan stylish semacam Devil May Cry, Viewtiful Joe, dan Bayonetta.

Sementara tema superhero dengan unsur tokusatsu yang kental sudah lebih dulu diangkatnya dalam Viewtiful Joe, The Wonderful 101
tampak kembali menjadi ajang pembuktian Kamiya sebagai salah satu
pembuat game kebanggaan Jepang. Seperti game-game buatannya yang lain,
judul inipun tak lepas dari penyajian ide yang segar, rancangan konsep
yang brilian, dan visualisasi yang mengesankan. Nuansa yang bakal
disukai oleh mereka yang memang menyukainya, meski tetap tak dipungkiri,
pengemasan yang semacam ini tidak selalu berhasil mendapat apresiasi
selera pasar Barat.
The Wonderful 101 memperkenalkan sepak terjang sekelompok superhero dalam menghadapi ancaman alien yang dinamakan “GEATHJERK” (The Guild of Evil Aliens Terrorising Humans with Jiggawat bombs, Energy beams, Ray guns, & Killer lasers). GEATHJERK merupakan kelompok alien
yang berniat menghancurkan Bumi, yang tentunya rencana itu tidak akan
dibiarkan terjadi begitu saja oleh para pahlawan yang menyebut diri
mereka sebagai “The Wonderful 100” (tepatnya “101” dengan kamu, sang
pemain). Kedengaran sederhana, namun cerita yang demikian mampu
dipresentasikan secara baik, dengan pengemasan humor dan elemen-elemen
yang menjadikannya menarik. Unsur tokusatsu yang kembali ditonjolkan Kamiya pun nampak pada representasi warna menyerupai Super Sentai, bahkan dengan henshin dan roll call-nya masing-masing.

Lebih dari sekedar cerita dan bumbu-bumbunya, daya tarik The Wonderful 101 pun masih terletak pada gameplay selayaknya sebuah game yang semestinya. Berbeda dari Bayonetta maupun karya-karya Kamiya sebelumnya, gameplay kali ini adalah satu yang benar-benar unik. Gameplay dalam tampilan isometris, dengan mekanisme yang memberi kontrol atas 100 karakter sekaligus. Meski tampilan yang demikian dan seabreg karakter yang berbondong-bondong cukup memberikan kesan Pikmin, nyatanya gameplay disini merupakan sesuatu yang berbeda dan punya tempo sangat cepat.

Dalam
penanganan Hideki Kamiya dan Platinum, proyek yang mulanya disebut
dengan “Project P-100” ini memiliki konsep yang bisa dikatakan telah
menjadi salah satu ciri khas developer-nya, “Easy to learn, hard to master.”
Mudah dimainkan, tapi juga sulit untuk dikuasai. Dengan basis 100
karakter yang dikontrol secara berbarengan, judul ini memperkenalkan
fitur spesifik yang disebut “Unite Morphs.” Mekanisme khusus tersebut
memungkinkan para superhero dapat bergabung membentuk
macam-macam senjata yang digunakan untuk menumpas lawan atau melakukan
interaksi dengan obyek-obyek tertentu. Mulai dari membentuk kepalan
tangan, pedang, pistol, cambuk, bom, hingga yang lain sebagainya, Unite
Morphs juga banyak ambil bagian dalam porsi puzzle-solving-nya.
Konsep yang mudah dimainkan tapi sulit dikuasai turut ditunjukkan dengan implementasi kontrol in-game. Unite Morphs dilakukan dengan menggambarkan bermacam bentuk Wonder-Liner menggunakan analog kanan atau langsung pada touchscreen GamePad (dengan ukuran gambar yang menentukan besar/kecilnya senjata, yang juga berpengaruh pada damage).
Tidak terdengar rumit dilakukan, namun tempo pertarungan yang cepat
tentunya tidak akan bersabar untuk menunggu. Alhasil, situasi yang
demikian akan membutuhkan reaksi instan pemain dalam mengeksekusi
rangkaian command serangan. Karena selain dapat menggunakan salah satu Unite Morphs, damage
yang lebih besar pun dapat dihasilkan dengan combo Team Unite Morphs.
Dengan kombinasi Unite Morphs dan Team Unite Morphs, pemain dapat
melancarkan variasi combo stylish bak Devil May Cry. Sementara ini bukan hal sulit bagi Dante, The Wonderful 101
tampak melakukannya lebih rumit dan menuntut kecekatan kamu untuk itu.
Meski di saat yang sama, frustasi juga menjadi sesuatu yang tak
terhindarkan, dengan lawan yang mudah saja membuat Unite Morphs-mu
tercerai-berai. Cukup sekali pukul, dan kamu akan dipaksa untuk
mengumpulkan kembali pasukan yang jatuh bertebaran. Bisa dibayangkan,
betapa seringnya hal tersebut bakal dialami apabila kamu belum terbiasa
dengan learning curve yang dimiliki game ini.

Sementara
kontrol dengan mekanisme demikian bisa dikatakan sebagai salah satu
tantangan yang patut dikuasai pemainnya, tantangan lain terdapat pada
tingkat kesulitan yang cukup menantang dengan minimnya petunjuk akan
interaksi yang perlu dilakukan. Untuk sekali lagi, ciri yang diapresiasi
para fans ini kembali dihadirkan dalam The Wonderful 101. Itupun tak lepas dari rancangan level yang mendukung penyuguhan gameplay-nya. Hideki Kamiya dan Platinum lagi-lagi patut mendapat pujian atas hal ini. Tiap level dapat menghadirkan elemen gameplay dan puzzle yang cenderung berbeda dari bagian sebelumnya, berikut boss dan sub-boss battle yang beraneka. Peletakan set-piece
yang dirancang baik amatlah mempengaruhi kesenangan memainkannya.
Sebagai judul eksklusif Wii U, rancangan ini cukup memanfaatkan GamePad
dengan porsi yang baik. Walau kadang, keterbatasan masih ditemukan pada
beberapa bagian di antaranya, seperti pada mekanisme kamera saat layar
GamePad menampilkan gameplay.
Dengan mekanisme gameplay
yang bergantung banyak pada pemanfaatan fitur Unite Morphs, nyatanya
penguasaan kontrol atas GamePad tidak akan menjadi satu-satunya yang
penting diperhatikan. Seperti tipikal game action umumnya, game ini juga tak lepas dari penyertaan item yang berperan melengkapi gameplay. Selain ada item-item yang berfungsi memulihkan tenaga, terdapat Custom Block yang bisa di-equip
untuk menambahkan atribut pendukung tertentu dan lebih banyak bentuk
Unite Morphs lain yang bisa dibuka dengan membelinya di Wonderful Mart.

Mirip dengan Viewtiful Joe yang sama-sama bertema superhero, The Wonderful 101 pun dibalut dengan nuansa animasi warna-warni yang cukup terkesan setipe. Namun, tampilan gameplay yang isometris 3D dan kualitas grafis Wii U yang up-to-date
dengan generasi kini tentunya telah membantu dalam menghasilkan visual
yang memuaskan atas game ini. Meski kerap terlihat jumlah karakter dan
efek yang memenuhi layar, kualitas visual tidaklah terasa mengalami
masalah secara teknis.
Secara sound, nilai plus yang berarti kembali terletak pada disertakannya dub berbahasa Inggris dan Jepang sekaligus. Sementara dub Jepang tidak diragukan masih jadi favorit untuk kamu yang lebih menyukai game ini dalam bahasa aslinya, tak berarti dub Inggris adalah sesuatu yang buruk untuk dicoba disini, mengingat keterlibatan para voice actor kondang yang menghidupkan berbagai dialog di dalamnya. Selain didukung nama-nama voice actor bintang dan dialog yang memang menghibur, musik pun tak ketinggalan perhatian dengan nada-nada berkesan heroik dan cukup memorable di antaranya.

Dengan skenario yang dikemas dalam 9 Operation (chapter), gameplay
disini terhitung menampilkan durasi cukup panjang yang mencapai belasan
jam. Namun, dengan konsep permainan seperti yang diusungnya, jelas
hitungan tersebut hanyalah perkiraan waktu untuk sekedar menyelesaikan
ceritanya. Rancangan gameplay dari game ini memberikan mekanisme cukup dalam dengan learning curve yang dapat dikuasai oleh pemain yang ingin mendalaminya. Seperti biasanya, sistem score dan grade disertakan, berikut dengan banyaknya collectibles (para Wonder, files, figures,
dan sebagainya) yang dapat dikumpulkan di sepanjang game dan tambahan
berupa Secret Mission yang dapat dibuka. Untuk tambahan lainnya,
Wonderful Missions tersedia dengan menawarkan misi-misi dalam sejumlah
variasi difficulty dan mendukung fitur co-op lokal menggunakan Pro Controller untuk kendali atas empat pemain lain.
Dari Viewtiful ke Wonderful, The Wonderful 101 kembali menjadi persembahan bertema superhero/tokusatsu yang mengesankan dari Hideki Kamiya. Rancangan gameplay yang brilian dan konsep matang tampak menggenapi judul satu ini, dengan berbagai kejutan dan “wow moments”
yang menghiasi bagian-bagian di dalamnya. Sebuah kemasan petualangan
yang amat menghibur untuk diikuti, dan pasti membuat fans mengira-ngira
akan seperti apa lagi jadinya karya Kamiya bersama Platinum Games yang
berikutnya. Sebuah IP baru yang patut mendapat kesempatan dari para
pemilik Wii U. Yes, it’s been wonderful!