Sedikit mengawali review ini adalah sebuah pemikiran. Film adaptasi game masih dalam pencarian akan Batmanmereka, atau setidaknya sebuah X-Men. Seperti halnya film-film adaptasi komik yang kian mendominasi perbioskopan, film adaptasi game butuh sebuah judul yang besar, unik sekaligus spesial. Judul yang mampu membuat film-film itu lebih terlihat di mata umum.
Sebelumnya, tak ada (penonton awam) yang menantikan The Avengers. Jadi, mengapa kita tak bisa melihat sebuah masa depan yang membuat kancah box office tak bisa dikuasai oleh film-film adaptasi game? MisalnyaWarcraft, Mass Effect, atau Assassin's Creed? Film adaptasi game telah terpuruk sejak lama. Terlalu lama, malah. Ingatkah tentang Super Mario Bros.?
Sepertinya, mesti ada seorang filmmaker yang menemukan semacam formula yang tepat untuk mengejawantahkan game ke dalam medium film. Seorang yang mampu memberi sebuah dobrakan dan membuat sebuah film berdasarkan game, yang terasa menggugah di layar lebar. Need for Speed mungkin bukanlah film itu, tapi rasanya bakal menjadi langkah ke arah sana.
Diproduksi DreamWorks dan didukung EA sebagai publisher game-nya, Scott Waugh (Act of Valor) –yang awalnya berkarier sebagai stuntman– memilih untuk berpijak pada film-film klasik bertema mobil dalam menggarap NFS. Pun diramaikan jajaran cast, seperti Aaron Paul, Dominic Cooper, Imogen Poots, dan Michael Keaton, yang tetap menguarkan performa terbaik.
Di luar sana, bahkan di Rotten Tomatoes, para kritikus (baik yang profesional mau pun amatir) kerap mencaci dan mencela adaptasi franchise game racing ini. Review ini bukanlah saya tulis untuk memancing di air yang telah keruh. Sekali lagi, saya hanya menyodorkan sebuah pemikiran. Sebuah pemikiran yang memandang NFSsebagai sebuah film adaptasi game yang pas.
Dari materi aslinya, NFS tak pernah mengedepankan jalan cerita. Kebanyakan game-nya berfokus padagameplay racing bergaya arcade, yang menempatkan para pemainnya mengendarai berbagai mobil, mengikuti bermacam street race, mencapai kemenangan, dan meraih high score. Dengan sedikit pengecualian untuk beberapa seri, franchise ini bukanlah menyoal naratif.
Franchise game-nya ‘hanya’ berupaya untuk memberikan kesenangan dan ketegangan bagi para pemainnya dengan melibatkan mereka dalam serentetan kompetisi dengan banyak pertaruhan, yang salah satunya bakal menempatkan keamanan diri mereka secara pribadi sebagai bahan taruhan itu sendiri. Untungnya, hal itu hanyalah terjadi di dalam dunia game, bukan real.
Nah, film NFS mengerti apa yang membuat materi aslinya menarik. Film tersebut juga mengerti bahwa kemenarikan itu tak dapat langsung dengan simpelnya terbangun. Butuh banyak waktu, uji coba, dan pembuktian untuk itu. Oleh karena itu, NFS dikemas sebagai sebuah film tentang kejar-kejaran mobil yang dilakukan dengan aksi-aksi stunt secara langsung, tanpa CGI.
Hasilnya, film ini memberikan semacam pengalaman menonton yang memunculkan kesenangan sekaligus ketegangan dengan mengamati mobil-mobil nyata yang dipacu dengan dukungan aksi stunt yang juga sama nyatanya. Franchise game-nya membuat kita bermain dan secara penuh mampu mengendalikan mobil-mobil itu menuju ke keberhasilan atau kegagalan.
Pemikiran bahwa kita melihat pengemudi asli di dalam film mempertaruhkan keamanan mereka untuk kesenangan kita adalah hal yang termirip dengan kesan serta emosi yang didapat kala kita memainkan game-nya. Kemiripan ini kemudian diusung dengan plot balas dendam yang to-the-point, sebuah narasi yang terbilang mengakomodir NFS secara tepat pada intinya.
Terlebih dengan background-nya sebagai stuntman, Waugh mengerti bagaimana mengarahkan aksi-aksi stuntberbasis kendaraan. Para fans NFS bakal dibuai dengan banyak aksi lompatan, drift, hingga puntiran mobil. Juga,camera work-nya yang kadang mengadaptasi perspektif first-person. Belum lagi dengan koleksi super car danmuscle car, serta sound mix-nya yang menggelegar.
Pada akhirnya, film NFS bisa jadi tak lebih baik jika dibanding film-film adaptasi game lainnya, tapi film baru tersebut lebih mengerti tentang materi aslinya. Secara aktif, proses produksi NFS menjajaki cara-cara yang membuat game-nya menarik sehingga bisa membuat filmnya menarik di layar lebar dengan diiringi oleh plot –yang meski enteng– mampu lebih mendukung upaya itu.
Jika hal itu bukanlah langkah ke arah yang tepat untuk mengadaptasi game menuju film, jadi harus bagaimana lagi untuk melakukannya dengan pas? Yah, sekedar pemikiran saja. (HKD)
VGI Rates C+
Sutradara: Scott Waugh
Penulis: George Gatins, John Gatins
Produser: Mark Sourian, Patrick O’Brien, John Gatins
Pemain: Aaron Paul, Dominic Cooper, Imogen Poots, Scott Mescudi, Rami Malek, Ramon Rodriguez, Harrison Gilbertson, Dakota Johnson, Stevie-Ray Dallimore, Michael Keaton
Studio: Electronic Arts, Bandito Brothers
Distributor: DreamWorks Pictures, Reliance Entertainment, Touchstone Pictures
Genre: Action
Durasi: 130 menit
Penulis: George Gatins, John Gatins
Produser: Mark Sourian, Patrick O’Brien, John Gatins
Pemain: Aaron Paul, Dominic Cooper, Imogen Poots, Scott Mescudi, Rami Malek, Ramon Rodriguez, Harrison Gilbertson, Dakota Johnson, Stevie-Ray Dallimore, Michael Keaton
Studio: Electronic Arts, Bandito Brothers
Distributor: DreamWorks Pictures, Reliance Entertainment, Touchstone Pictures
Genre: Action
Durasi: 130 menit