Entah sudah berapa judul first-person shooter (FPS) yang dihasilkan industri dalam beberapa tahun terakhir. Genre ini tak dipungkiri telah mendulang banyak pemasukan bagi para publisher, hingga bahkan menjadikannya salah satu ide paling umum untuk digarap para game developer saat ini. Laku keras, memang. Seru pun jelas. Namun, suguhan yang cenderung monoton membanjiri pasar pastinya juga tidak selalu menyenangkan bagi setiap gamer. Untuk itu, ide-ide yang segar alhasil tetap dibutuhkan.
Salah satu di antaranya mungkin dengan mencemplungkan manusia dan ‘mesin perang’ raksasa dalam pertempuran intens yang terjadi di masa depan. Lebihnya, ide ini dicetuskan oleh Respawn Entertainment, studio yang didirikan Vince Zampella dan Jason West (telah hengkang) selepas perseteruan keduanya dengan Activision yang pernah mereka bantu besarkan lewat game-game Call of Duty andalannya. Setelah tren military first-person shooter yang pernah dipopulerkannya bersama Infinity Ward, apakah sukses sama akan dapat diraih Zampella dengan judul dan studio barunya?

Dengan kolaborasi EA selaku publisher-nya, Respawn memperkenalkan Titanfall, sebuah game baru yang menjanjikan aksi-aksi bombastis dan tampak mengedepankan elemen multiplayer-nya. Meski masih berkutat pada FPS sebagai genrenya, Titanfall tetaplah menarik. Awalnya mungkin dikarenakan oleh konsep berupa mekanisme raksasa disebut Titan yang nampak keren nan badass. Akan tetapi, nyatanya pesona Titanfall tidaklah hanya menyoal mech itu saja, melainkan bagaimana game ini bisa tetap terasa seru dan fun dengan pilot-pilot yang lincah dan berbekalkan kemampuan wall-running.
Untuk menjelaskan sensasi bermain Titanfall, kata-kata saja rasanya tidaklah cukup. Oleh karena itu, Respawn pun telah melangsungkan periode beta yang memperkenankan para gamer Xbox One dan PC untuk menjajal keseruannya sebelum resmi launching bulan depan. Sekarang, periode ini tidak hanya berjalan untuk mereka yang telah menerima beta code, tapi juga untuk gamers PC (Origin) yang telah mengajukan permohonan atasbeta code sebelum 15 Februari (4:00 PM PST) dan seluruh pemilik Xbox One.

“Kami memiliki kapasitas server yang terbatas untuk beta, tapi akan bagus halnya untuk mencapai batasan tersebut,” bunyi salah satu tweet Zampella menyangkut masa uji cobanya ini. Memang, mengingat permasalahan server yang belakangan ini kerap dialami paska rilis game tertentu, mengujikannya dengan partisipasi beta yang membludak tentu akan tepat untuk mengukur kemampuannya sebelum game ini dikomersilkan pada Maret mendatang.
Adapun melalui beta ini, gamers diperkenalkan dengan beberapa mode multiplayer-nya, yang dinamakan Attrition, Hardpoint Domination, dan Last Titan Standing. Apabila Attrition merupakan mode death match yang mendasar dalam Titanfall, maka Hardpoint adalah mode domination dimana kedua kubu yang berseteru harus memperebutkan tiga titik pada suatu map. Dan yang terakhir, Last Titan Standing merupakan death matchberbasis ronde dimana pemain akan memulai pertempurannya langsung di dalam Titan. Tidak hanya berisikan mode yang dapat dimainkan, beta ini juga memperlihatkan sejumlah gambaran atas apa yang akan dipersembahkan game penuhnya.
Dan dari apa yang dipertunjukkannya pada periode yang tengah berlangsung, Titanfall terbilang mampu memberikan impresi yang menjanjikan untuk para pecinta shooter.
“Sudah main FPS sejak jaman COD3, Halo 2, dan semua COD series, Titanfall membuat saya kembali mendapatkan feeling ‘fun’ bermain FPS sejak Call of Duty: Modern Warfare,” komentar Sun Lee, salah seorang rekan VGI yang juga telah berpartisipasi dalam periode ini. “Hampir semua unsur game FPS ada di Titanfall. Buat penggemar FPS khususnya multiplayer, sangat disarankan untuk mencoba Titanfall.”
Terdengar menjanjikan? Rencananya, beta ini akan berlangsung hingga tanggal 19 Februari. Untuk sementara, gamers dapat saksikan terlebih dulu serunya klip gameplay di atas. Titanfall akan debut di Xbox One dan PC pada 11 Maret 2014, dengan menyusul untuk Xbox 360 pada 25 Maret-nya.



