ADs

Fenomena si Burung 'Flappy'


Rasanya hampir tidak ada yang membuat Flappy Bird tampak cukup istimewa di mata gamers umumnya. Di tengah perhatian gamers yang sedang tertuju pada the latest-gen consoles, game ini amatlah sederhana, bahkankelewat sederhana. Tampilan retro yang ala kadar, obyek berupa pipa yang familiar, dan gameplay tak berujung yang umum ditemukan pada game smartphone. Menjadi populer sepertinya tidak pernah terbesit sama sekali dalam benak Dong Nguyen, seorang pembuat game asal Vietnam yang belakangan ini ramai diperbincangkan lantaran burung ciptaannya.
Dibilang baru sebenarnya nggak juga. Flappy Bird sudah ada di iOS dan Android semenjak pertengahan tahun lalu. Hanya saja, game ini baru benar-benar menyentuh puncak popularitasnya dalam hitungan beberapa minggu terakhir. Reaksi yang berlebihan? Mungkin. Entah darimana dan siapa pula yang memulainya, segala posttentang Flappy Bird benar-benar menjadi tren yang melanda social media. Mulai dari bahasan tentang game itu sendiri, skor, video sampai dengan meme-meme yang sekedar menjadikannya bahan lucu-lucuan. Lebihnya lagi,update terkait itu terus membanjiri timeline dalam waktu yang relatif singkat, yang kontan mengartikan betapahappening-nya si burung dower ini.
Nguyen mungkin tak pernah menyangka, betapa kekuatan socmed yang luar biasa besar bakal dialaminya sendiri. Padahal, fenomena Flappy Bird bukanlah pertama kalinya socmed menunjukkan pengaruhnya terhadapbooming suatu judul game, meski tak dipungkiri, potensi ‘meledak’ di dunia maya ini cenderung lebih dapat dialami mobile game. Alasannya sih cukup jelas, mobile game punya jangkauan yang sangat luas dengan basis seluruh pemilik smartphone di muka Bumi, tak pandang tua maupun muda, tak peduli cowok ataupun cewek. Sebelum inipun, kita sudah punya burung lain yang sempat ngetop lebih dulu, yakni Angry Birds, dan Candy Crush Saga yang (menurut sebagian orang) adiktif.
“Susah!” adalah satu kata yang mendefinisikan mengapa game mobile ini bisa begitu dikenal dunia dalam sekejap. Atau mungkin dua kata deh, “Beneran susah!” Tujuan bermain game yang harusnya untuk melepas stress sama sekali tidak berlaku buat game satu ini, karena yang ada malahan gamers dibuatnya makin stress. Memainkannya pun tidak butuh skill tertentu, selain dari kesabaran dalam mengontrol emosi. Kalau tidak, kejadian yang seperti ini pastinya takkan terhindarkan. Poor smartphone...
Dalam Flappy Bird, kita memainkan seekor burung yang harus terbang mengepakkan sayapnya dalam sebuah perjalanan yang (kelihatannya) tidak ada ujungnya. Sama sekali tidak ada antagonis atau makhluk yang mencoba iseng untuk merintangi perjalanan, selain dari pipa-pipa yang menyerupai warp pipe-nya Mario. Entah bagaimana ceritanya pipa-pipa itu turun dari langit atau kenapa si burung harus repot-repot terbang di antara pipa-pipa yang dibuat sedemikian rupa. Yang pasti, pipa-pipa itu memang ngeselin... Titik.
Kontrol si burung dilakukan dengan melakukan tap berulang-ulang pada touch screen. Tapi awas, untuk melewati setiap celah dibutuhkan timing yang sesuai dan pas. Menekan touch screen terlalu cepat akan membuat si burung langsung menabrak pipanya, sedangkan kalau terlalu lama, malah dia akan terlanjur jatuh. Alhasil, konsentrasi dan kesabaran ekstra pun berperan penting. Kalau tidak, yah siap-siap aja mendengar suara bak terkena hadoukenBugh!

Lantas, apakah itu aja yang mengantarkan Nguyen pada popularitasnya sekarang? Apabila memang hanya susah yang dicari, seharusnya Demon’s Souls dan Dark Souls sudah sepopuler atau mungkin lebih populer dari ini, bukan? Akan tetapi, di samping dari susah bercampur frustasi yang kini tak hanya menjamah gamers konsol, sistem high score nyatanya juga berpengaruh besar dalam mempopulerkannya. Sementara mungkin tidak banyak gamers yang benar-benar menikmati demam ini, tak dipungkiri pula betapa banyak orang yang memainkannya sekedar untuk kesenangan beradu skor di antara lingkungan teman/sosial, yang mana hal ini bisa jadi belum tentu dapat dilakukan dengan game lain.
Tak diragukan, fenomena ini akan kembali mengingatkan industri dengan pengaruh socmed yang sebesar sekarang. Seiring kita berceloteh di dunia maya membahasnya dari beberapa waktu lalu, Nguyen telah berhasil meraup sebanyak $50.000 per harinya atas iklan-iklan yang muncul dalam Flappy Bird. Tapi itu tak mutlak mengartikan sukses yang sama pasti akan dialami oleh tiap permainan sesederhana ini. Nguyen beruntung berkat apa yang memang ingin dilakukannya, yaitu membuat game. Dan atas apa yang telah dilakukannya, publiklah yang melambungkan namanya.
Meski telah mengantongi nominal yang sama sekali tidak sedikit berkat game buatannya, menariknya, pria 29 tahun ini tetap bulat dengan keputusannya mencabut Flappy Bird dari peredaran. Sedikit dirasa miris mungkin. Publik yang membesarkannya, dan kelihatannya, publik juga yang berandil besar dalam mempengaruhi keputusannya ini.
Flappy Bird dirancang untuk dimainkan selama beberapa menit ketika Anda bersantai. Tapi ini nyatanya malahan jadi produk yang adiktif. Saya rasa itu merupakan sebuah masalah. Untuk memecahkan masalah ini, cara paling tepat adalah dengan mematikan Flappy Bird. Sekarang [Flappy Bird] telah lenyap untuk selamanya,” ia mengungkap dalam sebuah wawancara.
Kini Flappy Bird tak lagi eksis di App Store dan Google Play. Meski terhitung telah hilang sejak awal pekan ini,Flappy Bird tetap menjadi bahan obrolan. Bukan karena game itu sendiri, melainkan lebih pada perilaku orang dalam menyikapinya. Bayangkan saja, smartphone-smartphone bekas dengan Flappy Bird bertebaran di eBaydengan harga tidak wajar dan game-game sejenis pun bermunculan. Jadi, apakah ini semata salah Nguyen dan burung ciptaannya?
Setiap pembuat game memang memiliki orientasinya sendiri dalam berkarya. Rasanya tidak ada yang salah dari seorang indie developer kecil untuk melakukan sesuatu yang ia bisa. Dan ketika seorang developer kecil mampu mencuri perhatian sebesar ini dengan kesederhanaannya, sudah sepatutnyalah para penggiat industri lain menjadi lebih terpacu untuk berkarya. Tentu, demi menghasilkan karya yang lebih baik, fresh, dengan tetap mengedepankan orisinalitas dan kreativitas di dalamnya.