Sega Sammy mengumumkan bahwa mulai 1 April 2014, mereka akan membagi Index Corporation, anak perusahaan Sega, menjadi dua perusahaan: Atlus dan Index. Bersamaan dengan pembagian ini, nama Index Digital Media, Inc. —anak perusahaan Index Corporation di luar negeri— akan turut berubah menjadi Atlus U.S.A., Inc.

Tujuan
dari pembagian ini adalah untuk memaksimalkan sinergi antara Sega Sammy
dan semua industri yang ada di dalam Sega Group. Dengan pembagian Index
dan Atlus, Sega menargetkan untuk terus memperkuat pertumbuhannya dan
mempercepat pengembangan bisnis baru.
Dengan ini, perusahaan yang dibeli oleh Sega akan dibagi menjadi:
- Atlus (perusahaan yang dipisahkan dan namanya dirubah dari Index Corporation): Mereka bertanggungjawab atas bisnis perencanaan dan pengembangan game, serta industri yang berhubungan. Jumlah karyawannya adalah 121 orang.
- Index Corporation (divisi baru): Mereka bertanggungjawab atas bisnis konten dan solusi (distribusi konten, pengembangan sistem, iklan internet, dan lainnya), dan industri yang berhubungan. Jumlah karyawannya adalah 166 orang.
Yukio Sugino, yang saat ini menjabat sebagai managing director Sega dan director Index, akan menjadi representatif Atlus. Sedangkan Yasuhiko Hamada, yang saat ini adalah representative director dan executive vice president Index, akan menjadi representatif Index.
Pada tanggal 28 Juli, Index Corporation yang merupakan induk perusahaan Sega dinyatakan bangkrut, dan memiliki hutang sebesar 24,5 milyar yen (sekitar 2,8 trilyun rupiah). Kemudian di November, Sega Sammy Holdings membeli
Index Corporation dengan harga 14 milyar yen (sekitar 1,6 trilyun
rupiah). Mereka kemudian mendirikan anak perusahaan baru bernama Sega
Dream Corporation untuk mengawasi proses operasi perpindahan Index.
Di bulan yang sama, Naoya Tsurumi yang bertugas sebagai chief operating officer di Sega Sammy mengatakan bahwa Sega telah mengijinkan Atlus untuk menggunakan semua IP Sega yang dormant, termasuk Sakura Wars, Jet Set Radio, dan Space Channel 5.