Game yang bagus
tentunya tidak harus selalu satu yang menawarkan sensasi petualangan dan
sarat dengan porsi aksi. Sementara judul-judul yang mendominasi
industri saat ini cenderung tipikal antara satu sama lain, nyatanya
sebuah game yang menyenangkan patutlah merupakan sesuatu yang menarik
dengan caranya sendiri. Tidaklah melulu dengan tembak-tembakan, tema
futuristik, atau setting dunia fantasi yang imajinatif sepenuhnya,
sebuah game bagus bahkan dapat berangkat dari suatu ide yang sangat
sederhana sekalipun. Contohnya seperti yang telah dilakukan oleh Level-5 dengan seri Guild-nya, sebuah kompilasi judul untuk 3DS yang dikembangkannya dengan kolaborasi beberapa pembuat game papan atas.

Memperkenalkan Attack of the Friday Monsters! A Tokyo Tale, sebuah judul 3DS eShop rancangan Kaz Ayabe
yang telah hadir beberapa waktu lalu. Berbeda dari karya-karya Level-5
sebelumnya yang cenderung berkesan lebih bombastis dan ‘wow’ dengan
orientasi JRPG-nya masing-masing, game ini adalah satu yang amat
bersahaja, namun tetap mempertahankan keindahan tersendiri. Meski memang
tetap ada kemakluman mengingat eksistensinya yang hanya sebatas judul
eShop.
Berangkat dari imajinasi kanak-kanak yang kental, Attack of the Friday Monsters! bercerita pada setting tahun ’70-an dimana anak-anak Jepang saat itu tengah tumbuh bersama tokusatsu (film live-action bertema superhero dengan special effect).
Gamers berperan sebagai Sohta, seorang anak kecil yang tinggal di kota
Fuji no Hana, dalam interaksinya dengan teman-teman sebaya dan para
penduduk sekitar. Di sana, mereka meyakini bahwa monster raksasa (ya, kaiju) akan muncul setiap hari Jumat. Maka, dalam gameplay
yang dikemas secara episodik, adalah tugas gamers untuk mengungkap
misteri atas apa yang sebenarnya terjadi di Fuji no Hana pada tiap
Jumat.

Berbeda dari kompetisi pasar yang cenderung berlomba menyajikan gameplay
dengan kompleksitasnya masing-masing, game ini malah berani tampil apa
adanya dengan kesederhanaan sistem yang dimilikinya. Tidak ada battle system dengan segala macam fitur. Sohta hanyalah seorang anak laki-laki biasa yang tidak berbeda dari kebanyakan anak seumurnya. Gameplay dilakukan hanya sebatas interaksi Sohta dan para penduduk Fuji no Hana. Berbicara dengan tokoh-tokoh NPC akan menjalankan progress
episodik yang dapat diakses tak berurut. Seiring dengan dialog yang
dilakukan, ceritanya pun dapat berlanjut dengan potongan yang akan
melengkapi keseluruhannya. Dengan sistem yang demikian, bisa dikatakan
bahwa cerita memang jadi yang utama dalam game ini.

Adapun “battle system” pada Attack of the Friday Monsters! hanyalah sebuah fitur minigame berupa card game
yang dinamakan Monster Cards. Monster Cards merupakan permainan yang
jadi tren di kalangan anak-anak Fuji no Hana. Oleh karena itu, lawannya
pun memang tak lain adalah teman-teman sepermainan Sohta sendiri. Pada
dasarnya, card game ini menampilkan pertarungan monster dengan
sistem “Gunting-Batu-Kertas” yang sederhana. Di samping menggunakan
sistem “Gunting-Batu-Kertas,” menang/kalahnya kartu juga akan ditentukan
oleh atribut nilainya masing-masing. Monster Cards dapat Sohta peroleh
dengan cara mengumpulkan “Monster Glims” yang bertebaran di berbagai
pelosok kota.

Seperti
yang juga lazim dilakukan oleh anak-anak, permainan ini memiliki aturan
yang berlaku. Siapa yang menang, maka akan berhak menjadi majikan dan
dapat membacakan mantera perintah pada dia yang kalah. Hal ini cukup
menggambarkan masa kecil yang menyenangkan dan penuh kepolosan.
Memenangkan permainan dengan anak lainnya pun ada kalanya dapat memberi
informasi yang berpengaruh dalam jalan ceritanya.
Meski sebagian besar porsi permainan hanya sekedar diisi dengan dialog dan interaksi antar karakter, Attack of the Friday Monsters tidaklah membosankan untuk diikuti ceritanya. Namun, untuk modal sebuah game dengan gameplay
yang teramat sederhana ini, tentunya Level-5 patut memberikan sesuatu
yang lebih sebagai kompensasinya. Alhasil, kualitas grafis menjadi salah
satu modal paling menonjol dari game ini. Fuji no Hana terlihat begitu
indah dalam visualisasi indah yang menyerupai animasi buatan Studio
Ghibli. Sangat kental akan nuansa anak-anak. Dan fitur 3D pun tampak
membuatnya lebih baik lagi.

Sebagaimana
layaknya sebuah game eShop yang minimalis, game inipun memang tidak
akan terlalu lama menyita waktu bereksplorasi. Hanya dalam waktu sekitar
dua jam, Attack of the Friday Monsters! sudah dapat
diselesaikan. Dengan menyelesaikan jalan cerita utamanya, gamers dapat
memainkannya lagi untuk sekedar bereksplorasi dalam mengumpulkan koleksi
Monster Cards.
Dapat dibeli melalui eShop seharga $7,99, Attack of the Friday Monsters!
adalah sebuah pengalaman yang indah. Seperti yang disebut-sebut di
atas, bersahaja adalah kata yang tepat untuk mendeskripsikan petualangan
ini. Cerita anak-anak yang sederhana namun menyentuh, dikemas dalam
balutan grafis yang indah dan tampil percaya diri dengan gameplay-nya.
Di tengah maraknya judul-judul AAA penguasa pasar saat ini, sebuah game
yang punya jati diri seperti ini amatlah patut untuk diapresiasi. Akhir
kata, semoga saja Guild series semacam Attack of the Friday Monsters! ini akan terus berlanjut.